Projek P5 Berkebinekaan Global, Ajak Siswa Mengenal Budaya dan Menu Khas Nusantara

Hallo Sobat patska

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar tentang berkebinekaan? mungkin Indonesia yang memiliki berbagai suku, budaya, agama. Dalam perbedaan tersebut kita harus saling menghormati dan menghargai, sehingga kita dapat hidup damai berdampingan dengan perbedaan tersebut. Sehingga berkebinekaan global adalah sikap saling menghormati keberagaman dan toleransi terhadap perbedaan. Pelajar yang memiliki sikap berkebinekaan global berarti memiliki ciri mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. 

Nah, dalam rangka membentuk sikap tersebut dalam diri siswa Patska, gelaran P5 siswa kelas VIII kali ini mengusung tema berkebinekaan global mengenal menu masakan Nusantara. Gelaran P5 berkebinekaan global ini dilaksanakan pada 2 – 12 Januari 2024 bertepatan dengan awal semester baru. Diawali dengan apel pagi menyambut semester 2, kemudian dilanjutkan dengan Kelas Inspirasi yang sekaligus diikuti oleh semua siswa dengan narasumber hebat yaitu Bapak Yogi Huda Setiawan dari Toko Roti Ganep dan Ibu Dewi Suprapti, owner Wedangan ‘Hik Pak Ranto”, beliau memberikan informasi, tips, dan motivasi dalam berwiraswasta. Toko Roti Ganep adalah toko roti legendaris yang berdiri sejak tahun 1881, dan masih eksis sebagai salah satu toko roti dan oleh – oleh terlaris di kota Solo. Sedangkan Hik Pak Ranto yang berlokasi di Jebres menjadi salah satu spot makan favorit mahasiswa di sekitar Universitas Sebelas Maret. Kelas Inspirasi diikuti oleh seluruh siswa Patska di lapangan tengah sekolah.

Pada hari selanjutnya, siswa membuat perencanaan tentang masakan nusantara yang akan dibuat, yaitu informasi tentang menu tersebut yang berisi sejarah atau asal menu, bahan dan alat yang dibutuhkan. Adapun menu yang akan dibuat oleh siswa adalah Sate Lilit dari Bali, Siomay dari Bandung, Pempek dari Palembang, Otak – Otak dari Riau, Es Kacang Merah sebagai salah satu budaya akulturasi, Es Palu Butung dari Sulawesi Selatan, Mie Aceh dari DI. Aceh serta Selat Solo dari Solo. Agar para siswa dapat membuat masakan tersebut dengan baik, mereka mendapatkan materi dari guru SMK N 4 Surakarta yaitu Bapak Ibu Mutmainah, S. Pd., Ibu Erfin Dwi Priana, S.Pd. T., M.Pd., Bapak, Haidir Ahmad, S. Pd. Semua siswa terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Tidak lupa anak – anak membuat yel yel antar kelompok sesuai menu masakan masing – masing agar kegiatan semakin asyik dan menyenangkan.

Kemudian siswa membuat pernaik pernik yang dibutuhkan dalam display produk menu nusantara tersebut, diantaranya poster, stiker melalui canva, hiasan topi chef, dan hiasan yang dibutuhkan dalam gelar karya.

Agar dapat mempersembahkan karya masakan dengan cita rasa dan penampilan terbaik. siswa kelas VIII belajar memasak secara langsung di dapur milik jurusan Tata Boga SMK N 4 Surakarta. Anak – anak didampingi oleh guru – guru beserta kakak – kakak dari SMK N 4 Surakarta dengan penuh kesabaran. Semua siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka belajar cara memasak yang benar, takaran bahan yang tepat, serta penyajian yang cantik agar masakannya menggugah selera. Wah asyik banget ya Sobat.

Tibalah saatnya gelar karya P5 Berkebinekaan Global. Para siswa sesuai dengan tema masakan menggunakan pakaian adat dari dari daerah asal menu masakannya, serta menyajikan masakannya masing – masing. Dalam gelar karya ini siswa

Bagikan Ke Sosial Media