Hai sahabat Patska!
Pada hari Jum’at, 23 Agustus 2024, SMP Negeri 4 Surakarta kembali menggelar agenda rutin Jum’at Religi. Kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu keempat ini merupakan wujud komitmen sekolah dalam membina aspek spiritual para siswa, sekaligus memupuk semangat toleransi dan keberagaman. Kegiatan Jum’at Religi kali ini terbagi menjadi tiga lokasi berbeda, mengakomodasi tiga agama yang dianut oleh para siswa: Islam, Kristen, dan Katolik. Pembagian ini mencerminkan upaya sekolah dalam menghargai keberagaman dan memberikan ruang yang setara bagi setiap keyakinan.
Kegiatan untuk Siswa Muslim
Bagi siswa Muslim, kegiatan dipusatkan di halaman sekolah. Acara dibuka dengan kultum yang disampaikan oleh Ananda Shifania Kirana Candra Putri dari kelas 7F. Shifania, dengan kepercayaan diri yang mengagumkan, membawakan pesan-pesan inspiratif yang relevan dengan kehidupan sehari-hari para remaja. Kemampuannya dalam menyampaikan kultum menunjukkan potensi besar generasi muda dalam memahami dan menyebarkan nilai-nilai keagamaan. Selanjutnya, Ananda Khansa Qurrota Ayun dari kelas 7G melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Suaranya yang merdu mengalun di udara pagi, menciptakan suasana khusyuk dan menenangkan di antara para peserta. Momen ini menjadi pengingat akan keindahan Al-Qur’an dan pentingnya memahami kitab suci bagi umat Muslim. Puncak acara bagi siswa Muslim adalah ceramah dari Ustad H. Sunaryo S.Sn., M.Si., yang akrab disapa Ustad Blangkon. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Bersyukur kepada Allah SWT dengan Semangat Menuntut Ilmu”. Ustad Blangkon, dengan gaya khasnya yang mengenakan blangkon, mengajak para siswa untuk senantiasa bersyukur atas nikmat pendidikan yang mereka terima. Dalam ceramahnya, Ustad Blangkon menekankan bahwa rasa syukur bukan hanya diucapkan, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Salah satu bentuk syukur terbaik, menurut beliau, adalah dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Beliau mengingatkan bahwa ilmu adalah cahaya yang akan menerangi kehidupan, dan mencarinya adalah kewajiban bagi setiap Muslim.
Kegiatan untuk Siswa Kristen
Sementara itu, siswa beragama Kristen berkumpul di ruang aula sekolah. Mereka mendapat pencerahan spiritual dari Bapak Yulinar, dari penyuluh Kementerian Agama Kota Surakarta. Tema yang diangkat adalah “Dibentuk dengan Gambar Allah”, sebuah konsep fundamental dalam ajaran Kristen. Bapak Yulinar mengajak para siswa untuk menyadari kemuliaan mereka sebagai ciptaan Tuhan. Beliau menekankan bahwa setiap manusia memiliki potensi ilahi yang perlu dikembangkan. Melalui diskusi interaktif, para siswa diajak untuk merenungkan bagaimana mereka dapat mencerminkan sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
Kegiatan untuk Siswa Katolik
Tidak ketinggalan, siswa beragama Katolik juga mendapat bimbingan rohani di ruang BK. Bapak Heru, S.Pd. menjadi pembicara utama dengan mengangkat tema “Hukum Utama Ajaran Yesus”. Beliau membahas tentang kasih sebagai inti dari ajaran Kristiani. Bapak Heru mengajak para siswa untuk memahami dan menerapkan konsep kasih dalam berbagai aspek kehidupan. Beliau menekankan bahwa kasih bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang tindakan nyata. Para siswa diajak untuk merefleksikan bagaimana mereka dapat menunjukkan kasih kepada sesama, termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan.
Kegiatan Jum’at Religi ini tidak hanya memberikan penguatan spiritual, tetapi juga menjadi wadah bagi para siswa untuk saling memahami perbedaan keyakinan. Meskipun terpisah secara lokasi, namun semangat kebersamaan tetap terasa kuat. Hal ini mencerminkan komitmen SMP Negeri 4 Surakarta dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan toleran. Melalui kegiatan ini, SMP Negeri 4 Surakarta berharap dapat membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki fondasi spiritual yang kuat dan sikap toleran terhadap keberagaman. Kegiatan Jum’at Religi menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang patut dihargai dan dirayakan bersama.
Semangat kebersamaan dalam keberagaman ini menjadi cerminan indah dari semboyan nasional kita, “Bhinneka Tunggal Ika”. SMP Negeri 4 Surakarta telah memberikan contoh nyata bagaimana sebuah institusi pendidikan dapat menjadi tempat yang ideal untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur kebangsaan dan kemanusiaan. Dengan adanya kegiatan rutin seperti ini, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang utuh, memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa pesan perdamaian dan toleransi di tengah masyarakat yang beragam.